Rohil - Komunitas Tepak Sirih binaan Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) mengembangkan potensi kesenian dan kebudayaan yang ada di Kabupaten Rohil.
Pendiri sekaligus Ketua Komunitas Tepak Sirih, Muhammad Sarbaini atau sapaan akrabnya Rahmat Pantun,
menjelaskan bahwa kehadiran Komunitas Tepak Sirih untuk mengembangkan dan mengangkat tradisi-tradisi yang ada di Kabupaten Rohil khususnya Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan. Adapun Komunitas Tepak Sirih ini beranggotakan anak muda dan ibu-ibu.
“Generasi muda harus paham tradisi, harus diasah. Untuk kaum ibu dari pada di rumah tidak ada kerjaan, makanya kita bikin makanan tradisional seperti dodol,” katanya saat dihubungi melalui telepon, Rabu (1/7/2020).
Awal terbentuknya Komunitas Tepak Sirih, pihaknya sering mendapatkan hujatan dari orang-orang. Namun berdasarkan keyakinannya untuk mengembangkan daerah, komunitas yang dibinanya masih bertahan hingga saat ini.
“Awal berdirinya banyak cemooh. Alhamdulillah sekarang sudah dapat tepuk tangan. Kemarin lomba pantun dari yong dolang dapat juara harapan satu,” ujarnya.
Ia mengaku sekarang komunitasnya sudah mendapatkan undangan dari beberapa daerah di Provinsi Riau bahkan sampai ke Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
“Itu hasil usaha kami bersama mengembangkan seni daerah. Semoga bisa terus berkembang,” ucap Rahmat.
Pembina Komunitas Tepak Sirih ini berharap kedepannya Komunitasnya terus berkembang dan mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah.
“Semoga semakin kompak untuk mengangkat potensi kesenian yang ada di Rohil maupun Riau dan bisa bersinergi dengan pemerintah untuk mengembangkan kesenian dan tradisi di daerah,” tutupnya. (###)
Pendiri sekaligus Ketua Komunitas Tepak Sirih, Muhammad Sarbaini atau sapaan akrabnya Rahmat Pantun,
menjelaskan bahwa kehadiran Komunitas Tepak Sirih untuk mengembangkan dan mengangkat tradisi-tradisi yang ada di Kabupaten Rohil khususnya Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan. Adapun Komunitas Tepak Sirih ini beranggotakan anak muda dan ibu-ibu.
“Generasi muda harus paham tradisi, harus diasah. Untuk kaum ibu dari pada di rumah tidak ada kerjaan, makanya kita bikin makanan tradisional seperti dodol,” katanya saat dihubungi melalui telepon, Rabu (1/7/2020).
Awal terbentuknya Komunitas Tepak Sirih, pihaknya sering mendapatkan hujatan dari orang-orang. Namun berdasarkan keyakinannya untuk mengembangkan daerah, komunitas yang dibinanya masih bertahan hingga saat ini.
“Awal berdirinya banyak cemooh. Alhamdulillah sekarang sudah dapat tepuk tangan. Kemarin lomba pantun dari yong dolang dapat juara harapan satu,” ujarnya.
Ia mengaku sekarang komunitasnya sudah mendapatkan undangan dari beberapa daerah di Provinsi Riau bahkan sampai ke Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
“Itu hasil usaha kami bersama mengembangkan seni daerah. Semoga bisa terus berkembang,” ucap Rahmat.
Pembina Komunitas Tepak Sirih ini berharap kedepannya Komunitasnya terus berkembang dan mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah.
“Semoga semakin kompak untuk mengangkat potensi kesenian yang ada di Rohil maupun Riau dan bisa bersinergi dengan pemerintah untuk mengembangkan kesenian dan tradisi di daerah,” tutupnya. (###)
Komentar
Posting Komentar