Adat Istiadat dan Budaya pernikahan Adat Budaya Melayu Kec.Tanah Putih Tanjung Melawan Kab.Rokan Hilir
Adat Istiadat dan Budaya pernikahan Adat Budaya Melayu Kec.Tanah Putih Tanjung Melawan Kab.Rokan Hilir
Adat Istiadat Perkawinan Melayu Kec. Tanah Putih Tanjung Melawan Kab.Rokan Hilir
Meminang (Suluh Aei)
Ketika hari yang ditentukan tiba, maka pihak keluarga laki-laki mengirim rombongan peminangan yang biasanya berjumlah 5 orang, yaitu 1 orang ketua (laki-laki) dan 4 orang anggota (2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan). Orang yang dipilih untuk menjadi ketua rombongan peminangan adalah orang yang bijak dan santun dalam berbicara dan bisa berpantun atau berseloka. Jika dalam kerabatnya orang seperti itu tidak ada, maka bisa minta tolong kepada orang lain (di luar kerabatnya) yang biasa melakukannya. Sedangkan, anggotanya yang berjumlah 4 orang itu biasanya terdiri atas 2 orang kerabat dan 2 orang tetangga.
Mengantar tanda (Meante Tando)
Jika peminangan disambut baik oleh pihak keluarga perempuan (disetujui), maka tahap berikutnya adalah mengantar tande. Kegiatan ini dilakukan hari ke 4 atau ke 5 dari peminangan. Sebagai persiapan, 2 atau 3 hari sebelumnya, keluarga pihak laki-laki akan mengundang kerabat, tetangga dan handai taulan terdekat untuk diikutsertakan dalam acara tersebut. Acara mengantar tande ini biasanya dipimpin Ninik mamak dari pihak laki laki atau sebagai wakil pihak keluarga laki laki dalam peminangan .
Mengantar belanja (Meante/Menimo Belanjo)
Mengantar belanja (hantaran keperluan pesta pernikahan) dalam tahap ini pihak laki-laki kembali datang kerumah keluarga pihak perembuan. Dalam antar belanja ini adapun keperluan pesta pernikahan biasanya ditentukan atas permintaan keluarga pihak perempuan. Sejumlah uang yang dibentuk sedemikian rupa dibawa beserta pengiringnya seperti seperangkat pakaian dan benda-benda yang disenangi pihak perempuan.
Menggantung-gantung (Persiapan Acara Pernikahan)
Sebelum majelis pernikahan diperbuat, maka dilaksanakan terlebih dahulu kepada pekerjaan menggantung-gantung. Pekerjaan menggantung ini biasanya dilakukan 4 atau 5 hari sebelum hari pernikahan. Pekerjaan yang dilakukan dirumah calon pengantin perempuan ini adalah berupa persiapan-persiapan. Yaitu membersihkan dan menghias rumah dengan menggunakan bermacam-macam tabir yang digantung dan membuat langit-langit dari kain, mengganti dan memasang ”lansi tingkap”, memasang dan menghias tempat tidur baru yang lengkap untuk pengantin baru, dan hal-hal lainnya yang diperlukan untuk menghadapi majelis pernikahan tersebut, termasuklah membuat dapur dan bangsal, membuat “peterakne” atau “peti ratna/peti rakna” yaitu tempat pengantin duduk bersanding, dan membuat pelaminan tempat tidur pengantin.
Berandam
Upacara ini lazim dilakukan setelah malam berinai yaitu keesokan harinya. Tujuannya untuk menghapuskan/membersihkan sang calon pengantin dari ‘kotoran’ dunia sehingga hatinya menjadi putih dan suci. Berandam pada hakikatnya adalah melakukan pencukuran bulu roma pada wajah dan tengkuk calon pengantin wanita sekaligus juga membersihkan mukanya. Berandamadalah memotong atau mencukur rambut, baik calon pengantin laki-laki maun perempuan. Untuk calon pengantin laki-laki biasanya yang dicukur adalah rambut yang tumbuh di kepalanya saja.
Sedangkan, untuk calon pengantin perempuan meliputi rambut yang tumbuh tipis di tengkuk, pelipis dan dahi. Pencukuran ini, khususnya untuk calon pengantin perempuan, biasanya dilakukan sehari sebelum akad nikah. Untuk keperluan ini peralatan yang digunakan adalah:
(1) gunting rambut beserta pisau lipat (pisau cukur)
(2) sebutir buah kelapa yang dikupas kulitnya dan dibentuk menyerupai gunung, kemudian dililiti dengan benang lima warna (merah tua, biru tua, hijau tua, kuning dan putih) yang masing-masing panjangnya sekitar satu depa.
(3) kain putih yang panjangnya dua hasta atau satu meter
(4) dua batang lilin.
Sebelum berandam dilakukan, calon pengantin perempuan dimandikan oleh Mak Andam dengan air basa dan disudahi dengan mandi langir (air yang dicampur dengan sejenis akar yang mengeluarkan lendir dan dicampur dengan perasan jeruk nipis). Selanjutnya, adalah pemotongan rambut itu sendiri. Untuk itu, kedua bahu calon pengantin diselimuti dengan kain putih yang panjangnya sekitar dua hasta (seperti tukang cukur/pangkas hendak memangkas rambut langganannya). Sementara itu, Mak Andam mengambil gunting rambut lalu membaca mantra dan mencukurnya. Sisa-sisa rambut yang jatuh dikumpulkan kemudian dibungkus dengan kain putih lalu ditanam. Sebagai catatan, setiap Mak Andam mempunyai mantera yang berbeda.
Berinai
Tujuan upacara ini dimaksudkan untuk menolak bala dan melindungi pasangan pengantin dari marabahaya, termasuk bahaya yang kasat mata, menaikkan aura dan cahaya pengantin wanita dan memunculkan wibawa pengantin pria. Berinai berarti mengolesi kuku jari tangan dan kaki dengan inai. Acara ini dilakukan pada hari berikutnya (setelah acara bertepuk tepung tawar). Dalam hal ini kuku jari tangan dan kaki kedua mempelai diinai. Makna simbolik yang terkandung dalam penginaian ini adalah hidup baru. Artinya, dengan berinai, sepasang muda-mudi telah melangkahkan kakinya (memasuki) kehidupan berumah tangga.Pelaksanaan inai untuk pengantin laki-laki diawali dengan berbaringnya pengantin di atas tikar yang terbuat dari pandan. Kemudian, kedua telapak tangan dan kaki beserta ujung kuku jari-jarinya diolesi dengan inai.
Sementara, pelaksanaan berinaiuntuk pengantin perempuan tidaklah seringkas pengantin laki-laki. Banyak hal yang harus disediakan dalam menginaipengantin perempuan. Jadi, tidak hanyainai semata, tetapi ada kelengkapan lain seperti lilin dan selembar kain panjang. Pelaksanaan inai untuk pengantin perempuan diawali dengan dibaringkannya Sang pengantin di atas kasur yang beralaskan tikar yang terbuat dari pandan. Itu masih ditutupi dengan tabir yang oleh masyarakat setempat disebut sebagai tabir kelek anak. Tabir ini berfungsi sebagai sebagai pembatas pelaminan dengan ruang tamu atau ruang serambi. Kemudian, Mak Andam menyalakan lilin. Lilin yang mencair diteteskan ke semua kuku jari tangan dan kaki Sang pengantin. Setelah itu, barulah inai dioleskan ke semua kuku jari-jarinya. Selanjutnya, Sang pengantin diselimuti dengan kain panjang yang sekaligus berfungsi sebagai selimut tidur. Pagi harinya (sebelum shalat subuh) Sang pengantin diminta untuk mencuci telapak tangan dan kaki serta jari-jarinya yang ditempeli dengan inai. Dengan demikian, Sang pengantin dapat melakukan shalat dengan sempurna.
Berkhatam Qur’an
Acara ini sudah selazimnya dilakukan oleh pasangan calon pengantin yang akan menikah. Para orangtua biasanya akan mengizinkan anaknya untuk menikah bila putra atau putrinya dinilai sudah pandai mengaji. Acara qatam Al-Quran ini akan dilakukan kedua pengantin di depan pelaminan yang diikuti oleh sejumlah ibu-ibu pengajian berserta guru ngajinya.
Berkunjung Kerumah Guru Ngaji
Setelah selesai melakukan qatam, kedua calon pengantin akan beranjak menuju rumah sang guru ngaji untuk mengantar tabak (Balai) yaitu pulut kuning yang sudah ditata rapi di atas sebuah wadah terbuat dari kayu berukir yang telah dihiasi dengan ulur-ulur, bunga telor dan telor merah.
Akad nikah
Akad nikah adalah salah satu rangkaian dari proses perkawinan yang paling utama; sebab dengan dilaksanakannya akad nikah sepasang muda-mudi telah resmi menjadi suami-isteri. Tempatnya biasanya di depan pelaminan.. Di situlah sepasang calon pengantin duduk berhadapan dengan seorang Kahdi dan dua orang saksi di atasbunta. Tidak jauh dari tempat itu biasanya ada dua batang lilin yang diletakkan pada sebuah wadah yang terbuat dari tembaga. Sebelum akad nikah berlangsung, Kahdimeminta calon pengantin laki-laki untuk mengucapkan kalimat istighfar 3 kali, syahadat 3 kali, dan salawat kepada Nabi Muhammad Saw. Selain itu, Kahdimengajarkan lafadz ijab kabul agar dalam akad nikah yang sebentar lagi akan dilakukan dapat berjalan dengan lancar.Akad nikahnya itu sendiri dipimpin olehKahdi yang disaksikan oleh dua orang saksi yang berperan tidak hanya semata-mata sebagai saksi suatu pernikahan, tetapi juga sekaligus sebagai pengesah suatu pernikahan. Dengan perkataan lain, jika pengucapan ijab kabul yang dilakukan oleh pengantin laki-laki itu benar, maka kedua orang saksi itulah yang mengesahkannya (maksudnya pengucapannya tidak perlu diulang).
Buka Pintu (Pencak Silat)
Dimana acara buka pintu atau pencak silat ini fungsinya ketika pihak laki laki beserta rombongan memasuki rumah mempelai perempuan , pihak laki laki harus melewati terlebih dahulu pendekar Melayu yang akan dibawakan oleh pencak silat 21 disana lah pihak laki laki memperlihatkan pendekar pendekar penjaga pintu pihak perempuan.
Berbalas Pantun
Setelah pihak laki laki melewati pendekar pencak silat selanjutnya pihak laki laki tidak boleh memasuki pintu rumah pihak perempuan terlebih dahulu karena masih ada satu adat lagi yang harus dilalui pihak laki laki ingin memasuki rumah pihak perempuan yaitu berbalas pantun .
Dimana ketika
Buka Pintu (Pencak Silat)
Dimana acara buka pintu atau pencak silat ini fungsinya ketika pihak laki laki beserta rombongan memasuki rumah mempelai perempuan , pihak laki laki harus melewati terlebih dahulu pendekar Melayu yang akan dibawakan oleh pencak silat 21 disana lah pihak laki laki memperlihatkan pendekar pendekar penjaga pintu pihak perempuan.
Berbalas Pantun
Setelah pihak laki laki melewati pendekar pencak silat selanjutnya pihak laki laki tidak boleh memasuki pintu rumah pihak perempuan terlebih dahulu karena masih ada satu adat lagi yang harus dilalui pihak laki laki ingin memasuki rumah pihak perempuan yaitu berbalas pantun .
Dimana ketika
Tepung Tawar
Acara selanjutnya, setelah akad nikah, adalah bertepuk tepung tawar. Untuk melaksanakan acara ini diperlukan perlengkapan, seperti: daun gandarusa, rumput sambau, daun puding emas, akarribu-ribu, dan bahan-bahan yang pada gilirannya akan dijadikan sebagai penyapu atau pencecah, seperti: beras kunyit, beras basuh, bertih, air bedak berlimau, inai cecah dan inai untuk tari. Pada dasarnya tujuan pelaksanaan bertepuk tepung tawarini adalah untuk menghilangkan sial- majalatau perasaan duka bagi yang ditepuk- tepung-tawari, sehinga hidupnya akan selamat dan sejahtera.Pelaksanaan bertepung tawar diawali dengan penaikkan pengantin perempuan ke pelaminan (peterakne) yang diikuti oleh pengantin laki-laki. Setelah keduanya duduk di pelaminan, seorang kakek atau nenek atau orang yang dituakan dari pihak pengantin perempuan diminta untuk memulainya. Selanjutnya,penepung-tawaran ini dilakukan secara bergantian (berselang- seling). Makna simbolik yang terkandung dalam kegiatan ini adalah kesejukan, keselarasan, dan kesejahteraan. Penepungan-tawaran ini kemudian diikuti dengan penaburan beras kunyit, beras basuh, dan bertih yang telah dicampur menjadi satu ke atas kepala dan bahu kanan-kiri kedua pengantin sebanyak 3 kali. Penaburan ini merupakan simbol kesejahteraan. Selanjutnya, kedua telapak kedua mempelai dicecah dengan inai yang merupakan simbol kesedekahan. Artinya, rezeki yang diperoleh, sebagian disisihkan untuk sedekah. Sebagai catatan, acarabertepuk tawar ini biasanya diiringi dengantarian inai oleh tiga penari laki-laki. Tujuannya adalah agar suasana menjadi semakin meriah dan para tamu terhibur.
Bersanding
Barulah setelah akad nikah selesai dilakukan, kedua pengantin akan disandingkan di pelaminan dengancara duduk bersila. Untuk mengiringi pengantin dibunyikan tabuhan grup musik kompang. Acara lalu dilanjutkan dengan pemberian selamat serta doa restu kepada kedua mempelai yang sedang berbahagia agar dapat menjalani hidup perkawinannya dengan rukun dan bahagia sampai selamanya.selamanya.
Bersuap-Suapan
Setelah kedua pengantin duduk bersanding,sampailah kepada “upacara bersuap – suap”. Acara ini adalah kedua pengantin menyuapi secara bergantian/ sebelum upacara dilakukan dengan berbagai macam bentuk dan jenis makanan khas Melayu yang dibuat, sirih lelat yang di pegang pengantin laki-laki diambil. Setelah itu mak Andam mengambil pulut kuning dan dikepal-kepalnya,dibentuk menjadi bulat. Jumlahnya sebanyak dua buah Makanan ini bersama bahan pelengkap memakannya yaitu telur. Makanan ini disuguhkan mak Andam kepada pengantin lelaki untuk di suapkan kepada pengantin perempuan, begitupun sebaliknya.
Ini lah keunikan adat istiadat pernikahan orang Melayu Kec. Tanah putih Tanjung melawan dan sampai sekarang adat istiadat masih kental digunakan didalam pernikahan adat melayu
Komentar
Posting Komentar