HARI kedua (Minggu, 27/12/2020) rangkaian acara Peluncuran Buku Pantun Mutiara Budaya Indonesia, pagi ini sesuai rencana, peserta akan melakukan perjalanan wisata alias City Tour Pulau Batam. Kegiatan ini akan menghabiskan waktu satu hari.
Setelah sarapan dan semua peserta sudah siap dengan kostum khusus, baju kaus bertulis PANTUN MUTIARA BUDAYA INDONESIA dengan logo Rumah Seni Asnur, tepat pukul 08.00 semuanya diarahkan memasuki bus yang sudah standbay di depan hotel. Kurang lebih 30 menit semuanya sudah berada di tiga bus yang disediakan panitia.
Tepat pukul 08.30 mobil bus bergerak meninggalkan hotel. Kompoi dengan didahului beberapa mobil pribadi pejabat Pemko. Termasuk mobil pribadi Pak Sekdako, Pak Jefridin. Dalam 15 menit tiga bus berhenti di Dataran Engku Putri.
Di sinilah destinasi pertama City Tour kami, menyaksikan langsung beberapa obyek wisata Daerah Kota Batam. Kita tahu di Dataran Hamidah, ini ada Musium Raja Ali Haji (RAH), selain kantor-kantor Pemko seperti Kantor Wali Kota, DPRD, Asrama Haji dan banyak lagi.
Sasaran utama yang kami kunjungi adalah Musium RAH yang baru saja diresmikan pembukaannya untuk umum. Gedung yang berasal dari Astaka MTQ Nasional 2014, itu memang terlihat masih baru sebagai musium. Berbagai fasilitas dan infografis yang disiapkan semuanya serba baru. Foto-foto serta tulisan-tulisan tentang RAH dan Batam secara detail baru semua. Kita bisa mengetahui Batam sejak awal dan catatan tentang RAH yang terkenal sebagai penggubah Gurindam Dua Belas itu.
Di sini kami hingga pukul 10.00. Hampir dua jam. Tidak terasa berkeliling di seputar Dataran Engku Putri. Dan setelah berfoto-ria dengan latar WELLCOME TO BATAM yang berada di depan Asrama Haji kami melanjutkan perjalanan City Tour ke Barelang.
Sekitar 45 menit menyusuri jalan mulus arah ke jembatan ikon Batam, itu tiga bus sampai di jembatan satu. Tentu saja kami berhenti di sini. Inilah lokasi wisata yang sangat digemari masyarakat. Menikmati taman Dendang Melayu dengan berbagai fasilitas peserta tahan berlama-lama di sini. Selain berfoto dengan latar jembatan karya Habibi kami juga menikmati aneka kuliner yang ada di sekitar itu.
Sungguh nyaman dan menyenangkannya berada di sini. Tukang foto amatir juga menawarkan jasa membuat foto langsung jadi dengan latar belakang jembatan dan laut nan biru. Aneka makanan dan minuman juga menggoda selera yang di siang begitu pasti memerlukan asupan makanan dan minuman.
Setelah mendekati waktu zuhur, kami bergerak lagi untuk destinasi wisata berikutnya. Masjid Sultan Riayat Syah, itulah tujuan berikutnya. Masjid terbesar di Sumatera, itu sudah menjadi obyek wisata religi yang selalu dipenuhi pengunjung. Tidak hanya masyakarat muslim yang datang, saudara-saudara non muslim juga datang melihat langsung masjid bergaya Turkie itu.
Sambil menunggu zuhur para peserta City Tour berswafoto di berbagai titik di seputaran masjid. Dan setelah sholat zuhur berjamaah rombongan meninggalkan masjid.
Mengingat waktu yang sangat singkat, perjalanan wisata Kota Batam harus diakhiri karena masih ada satu tempat, berbelanja. Panitia mengarahkan bus kami ke lokasi toko-toko dan pusat perbelanjaan Kota Batam. Kami diturunkan di sekitar kedai Martabak HAR yang sangat terkenal di Kota Batam itu. Kami hanya diberi waktu satu jam untuk berbelanja dengan alasan, pukul 15.00 wajib sudah sampai di hotel kembali. Sebagian anggota harus gladi bersih untuk persiapan acara puncak, malamnya.**"
Komentar
Posting Komentar